Senin, 16 April 2012

Namakan Pohon Dengan Nama Yang Benar


Pohon adalah jati diri sebuah pecinta alam. Untuk itu program resacita kali ini adalah sesuatu yang berhubungan dengan pohon. Pemikiran awalnya adalah apa yang bisa kita perbuat bagi pohon, tentunya selain menanam pohon itu karena itu sudah biasa. Timbul sebuah ide untuk menamakan sebuah pohon dalam lingkungan sekolah, ide ini timbul ketika pohon-pohon dalam sekolah dibiarkan begitu saja tanpa ada yang mempedulikan.


Dengan adanya nama pohon diharapkan akan timbul ilmu dan warga sekolah ada kalanya akan melihat pohon-pohon itu. Seperti pada contoh berikut ini.
Gambar1. Pengidentifikasian pohon di Kebun Raya Bogor
Gambar 2.Pengidentifikasian Pohon Di Salah Satu Hutan Kota
Maka kami sudah memutuskan untuk melakukannya dengan tekat yang bulat. Tapi, bukan sebuah hal yang mudah untuk mengidentifikasi sebuah pohon. Maka dengan kerjasama ikatan alumni Resacita, kita berhasil mengidentifikasi nama-nama pohon di sekolah SMAN 1 Pamekasan.

Dimulai dengan penggergajian kayu yang akan dipakai. Penggergajian ini dilakukan dengan membutuhkan banyak waktu, tempat dan posisi si penggergaji.
Gambar 3.Penggergajian Kayu Menggunakan Kursi
Gambar 4. Penggergajian Kayu Sambil Berdiri
Ketika kayu telah digergaji, penamaan yang telah dilakukan di buat dalam bentuk tulisan. Terlihat seperti profesional.
Gambar 5.Tulisan Nama Pohon
Pemasangan tulisan dengan kayu yang sudah dipotong. Menggunakan lem dan stapler. Kerapian adalah mutlak.
Gambar 6. Pemasangan Tulisan Dibantu Oleh Pembina
Gambar 7. Pemasangan Tulisan Dilakukan Dengan Seksama
 
 
Gambar 8. Pembina Menunjukkan Hasil Jadi
Akhirnya, urusan pembuatan papan nama rampung. Nama-nama ini haruslah ditempel, karena dengan tidak ditempelnya papan nama ini, maka usaha pembuatan tadi menjadi sia-sia. Tapi terjadi sebuah perdebatan panjang. Karena putusan penempelan ini adalah dengan cara dipaku.

Seorang alumni I mengatakan,” Dalam ilmu hutan kota, pemakuan pohon dapat menyebabkan kecacatan dan akan menjadi sumber timbulnya penyakit pada pohon. Lama kelamaan pohon akan menjadi gerowong, sehingga pohon rentan tumbang terutama pada musim hujan. Kalo pohon tumbang gara-gara itu dan kena orang, mobil yg lewat seperti di Jakarta dan Bogor. Siapa yg akan bertanggung jawab?

Tapi setelah dikonsultasikan pada anak IPB keteknikan hasil teknologi hasil hutan,” pada prinsipnya, kalo kita paku dalam batasan wajar (1-2 paku) masih belum menimbulkan kerusakan yg massive, karena pohon mempunyai antibodinya sendiri. Pohon akan rusak secara masssive jika kita melukakan pelukaan secara tidak wajar. Contohnya di perhutani sebelum pemanenan kayu jati....mereka akan melakukan pelukaan pada pohon - teresan sehingga pohon berkurang kadar airnya dan perlahan suplai makanan terheni dan pohon mati sendiri atau kita melakukan pemakuan 1000 paku dalam 1 pohon. Kasus pohon tumbang di Jakarta perlu dikaji lagi, apa benar tumbangnya karena hanya dipaku 1-2 paku saja. Pohon mempunyai batasan dalam menopang dirinya sendiri berdasarkan speciesnya masing2 ada pohon sehatpun tanpa ada cacat sedikit pun bisa tumbang menimpa saya karena banyak hal, misal gejala alam, angin yg begitu kencangnya yang daya hempasnya melampau daya dukung jaringan pohon untuk mempertahankan posisi lumpsumnya.”

Akhirnya diputuskan untuk memakai paku. Proses pemakuan pun berjalan.
Gambar 9. Pemakuan Papan Nama Di Depan Kantin Sekolah
Gambar 10. Pemakuan Papan Nama Bersama Alumni
Gambar 11. Pemakuan Papan Nama Anggota Aktif
Gambar 11. Pemakuan Papan Nama Bersama Pembina
Setelah pemberian papan nama selesai, waktunya untuk pulang. Dan waktunya kita istirahat.
Gambar 12. Ngaso dulu

Semoga Sukses Selalu. RESACITA..Lestari.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

:)

Posting Komentar

Silahkan komen...!

 
Copyright (c) 2010 RESACITA Pamekasan and Powered by Blogger.